I'd say "perlu"
Mungkin kedengarannya tidak enak, seakan-akan paroki Ignatius begitu jeleknya..padahal tidak juga, tapi memang ada beberapa hal yang perlu dibenahi dari paroki ini, misalnya: Sikap pengurus/pelayan di paroki ini yang 80% tidak punya sifat melayani dan bahkan ada yang gila hormat.
Apakah aku mengada-ngada?setidaknya denger dulu cerita ini:
ORGANIS
Koor AF1 memang kekurangan anggota dan terutama ORGANIS, untuk itu sie liturgi memberikan list nama organis yang bisa dimintai tolong. Untungnya AF1 sudah punya seorang organis yang baik hati membantu yang namanya Ria (Ria, you are an angel!!!), nah, kalau Ria sedang berhalangan membantu maka masalah pun timbul ketika mengontak salah satu organis dalam list (inisial-nya I):
Lina: Halo, dengan I ya?Saya Lina dari AF1 bisa minta bantuannya untuk jadi organis kita untuk tugas tgl xx??
I: (dengan ketus menjawab) Saya tidak tau menahu soal penugasan saya sebagai organis AF1.
Lina: Iya, tapi kita diberi list yang ada nama kamu, kalau kamu bisa bantu nanti kita atur jadwal latihannya.
I: Wah, saya sudah bilang, saya tidak tau menahu kenapa nama saya ada di situ dan saya tidak pernah diberitahu untuk tugas tanggal segitu, dan kalaupun saya bisa membantu, kalau pake latihan2 segala, sori, gak bisa!
Lina: (hopeless) OK deh..
DIRIGEN
One day, koor AF1 berhalangan untuk tugas hari minggu diakibatkan oleh pulangnya anggota2 kita ke kampung halamannya akibat libur panjang. Aku sudah hubungi koor2 lain untuk bertukar jadwal tapi mereka semua bilang tidak bisa..For the sake of liturgy, maka aku tetap tugaskan anak2 yang di jakarta untuk tetap bernyanyi, nah masalahnya tidak ada dirigen, maka aku cari dirigen yang sudah direkomendasikan teman2 di PASDIOR:
Dirigen ber-inisial "S"
Lina: Halo Ibu S, ini lina dari AF1, mo minta tolong nih, bisa gak ibu bantu tugas koor AF1 jadi dirigen untuk tgl xx?
S: Ya, lagunya apa ya?Pembukaan apa ya?
Lina: no. 366 bu, yang judulnya X
S: Oh iya, trus ordinariumnya apa ya??
dll so on
S: Saya gak punya organis dan pemazmur ya, kalau gak ada organis dan gak ada pemazmur, saya gak mau tugas!
Lina: (feeling gak enak tapi di-ignore) Gak buuuu, tenang aja, kita dah ada organis kok, untuk pemazmur juga sudah ada, tinggal Ibu pimpin saja.
S: lagu mazmurnya yang ini kan (dia nyanyiin)?
Lina: Wah ndak inget bu, yang jelas jawa2 gitu deh..rasanya liriknya beda, tapi saya cek lagi deh sama gak.
S: (nada tinggi mode=on) EH, lagu mazmur itu gak boleh diubah ya...minggu biasa ke XXVI kan???lagunya ituuuuuuuu!
Lina: Wah, saya gak ingat itu minggu biasa ke XXVI dan lagunya itu, nanti saya cek lagi deh.
S: (nada lebih tinggi lagi) Asal anda tau ya, lagu mazmur itu TIDAK boleh diganti dengan lagu lain, meskipun mazmur juga, karena harus sesuai dengan bacaan!
Lina: Saya tau buu, saya hanya bilang saya gak pasti karena saya gak bawa bukunya.
S: (nada ngancam) Lalu apakah pemazmurnya sudah dilatih dengan baik?Kalau belum saya gak mau lho!
Lina: Sudahhhhh..tenang aja bu, pemazmurnya sudah dilatih dengan baik. Nah sekarang kalau ibu mau ikut latihannya bisa datang 1 jam sebelum misa di ruang gereja bertemu dengan Merry.
S: Anda telp Gianto deh, suruh kontak Ibu Rosa soalnya saya belum tentu bisa datang.
Lina: (bingung)Maksudnya gimana nih??oh kalau ibu gak bisa datang latihan gpp bu, tinggal atur gimana enaknya aja.
S: (Ngamuk mode=on) EH, enak saja, ANDA SADAR TIDAK KALAU ANDA MINTA TOLONG??Kok koor Anda saya yang atur2.
Lina: Maksud saya, kalau ibu gak bisa datang pun ibu tinggal kabari saya aja, nanti saya urus.
S: (Ngamuk still) EH KOK SAYA YANG HARUS TELP ANDA???WONG ANDA MINTA TOLONG SAYA KOK..Kok malah saya yang repot, Anda ini aneh ya..sudah minta tolong tapi ngeyel.
Lina: Loh, ini sebenarnya gimana sih..simple aja deh, sebenernya Ibu mau bantu atau tidak?Itu aja dulu (dah emosi)
S: Saya itu belom tentu bisa datang, karena cucu saya ultah, takutnya ditahan sama cucu saya sampe malam, makanya itu saya minta telp Gianto, suruh kontak Ibu Rosa.
Lina: Ok, kalau gitu telp Gianto berapa bu, boleh minta?
S: LOH KOK SAYA YANG NGASIH??Saya gak tau telp Gianto...
Lina: (bete mode=on) Lah kalau gitu kenapa suruh saya telp???Saya aja gak tau siapa Gianto itu...
S: MAKANYA SAYA BILANG KEMBALIKAN AJA KEPADA SIE LITURGI, Anda ini benar-benar kurang ajar ya, kok saya disuruh urus koor anda.
Lina: OK! (langsung tutup telp saking emosinya).
Setelah itu, aku diberi rekomendasi dirigen ber-inisial "J"
Lina: Halo, selamat malam Pak, saya Lina dari AF1, saya mau minta tolong nih pak, bisa gak bapak membantu jadi dirigen koor AF1 untuk tgl xx
J: Lagu2nya apa ya??? (nada datar agak ketus)
Lina: (menjelaskan no. lagu2-nya)
J: Wah saya gak dikasih tau kalau jadi dirigen koor, saya kiranya dirigen umat..
Lina: (perasaan gak enak lagi) Oh gitu ya, saya gak tau pak, tadinya kita mau ngga tugas, tapi ngga ada penggantinya, jadi saya minta anak2 koor saya tetap tugas, cuma masalahnya tidak ada dirigen saja, makanya saya dapat rekomendasi nama Bapak.
J: organisnya siapa ya?
Lina: Oh ada pak, nanti dia datang 1 jam sebelum misa, pokoknya bapak terima beres saja, pemazmurnya juga sudah ada, kalau Bapak mau latihan dulu, mungkin Bapak bisa datang 1 jam sebelum misa, bertemu dengan Merry.
J: Gak usah latihan saja ya..(ketus)
Lina: Oh ya gpp pak, nanti sa-..
J: (telp ditutup)
....
Later, kedua dirigen di atas tidak ada yang jadi membantu koor AF1, karena tugasnya aku batalkan (dengan pertimbangan khusus) setelah ada koor lain yang secara ajaib tiba2 bersedia untuk tugas.
Yang di atas cuma 2 contoh yang sebenarnya maslaahnya sederhana..my point is..ini adalah hal yang memprihatinkan..Apakah kita tugas dalam misa itu, untuk melayani diri kita? atau orang lain? atau Tuhan???..Kenapa aku masih menangkap adanya arogansi, keinginan untuk disembah2 orang lain yang membutuhkan bantuannya??
Untuk itu, aku rasa Paroki Ignatius perlu pembenahan, at least introspeksi lah dari pengurus2nya, pelayan2 dalam misa...UNTUK APA DAN SIAPA ANDA MELAYANI GEREJA?